Per Januari 2012, blog saya migrasi ke Wordpress ya. Ini tautannya kalau mau mampir (http://okki-sutanto.com), trims! =D

Minggu, 08 Mei 2011

Mengapa Perempuan Perlu Melek Gadget

Catatan Pribadi
#Tulisan keduapuluh, hari kesembilanbelas

Kemarin, ketika sedang mengerjakan skripsi di salah satu kafe di bilangan Kelapa Gading, teman saya menceritakan kisah menarik. Teman saya ini seorang pecinta audio, khususnya audio mini, seperti earphone, headset, earplug, dan sebagainya. Singkat cerita, ia bergabung ke komunitas dengan minat serupa di Kaskus, untuk saling bertukar informasi.

Di komunitas tersebut, ada salah satu thread diskusi yang memberi kesempatan masing-masing anggota komunitas untuk saling memperlihatkan audio player sekaligus perangkat pendengarnya (headset/earphone/earplug/dll). Satu per satu anggota pun memposkan foto "peralatan perang" beserta keterangan harga masing-masing. Umumnya berkisar antara ratusan ribu hingga sejutaan. Tak lama, datanglah seorang jawara! Sang jawara ini memposkan audio player dan headset kelas elite. Berapa harga totalnya? Murah saja, cuma tujuh juta rupiah! Anggota yang lain pun langsung takjub dan memuji-muji peralatan perang si jawara tersebut.

Salah satu komentar dari anggota lain berbunyi kurang lebih seperti ini:
"Wah, gila nih! Kalau gue beli beginian sih, bisa diamuk bini saking mahalnya."

Balasan dari sang jawara cukup membuat takjub:
"Makanya ini gue bilang ke bini satu set harganya cuma tiga ratus ribu. Untungnya dia percaya."

Balasan tersebut jika dibaca sekilas memang cukup mengundang tawa. Namun saat saya coba pikirkan kembali, ternyata menimbulkan keprihatinan juga bagi perempuan. Mengapa? Biasanya, urusan gadget memang lebih cenderung disukai oleh laki-laki, sebagaimana juga dengan olahraga dan otomotif. Sebaliknya, kaum perempuan cukup "buta" di bidang-bidang tersebut. Biasanya sih mereka juga tidak ambil repot, karena merasa bidang-bidang tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan hidup mereka. Tapi setelah mendengar kasus di atas, saya rasa ada baiknya para perempuan mulai lebih waspada.

Sudah siapkah Anda, para perempuan, ketika nanti suami Anda menghabiskan uang segitu banyak untuk sebuah gadget, tanpa Anda sadari sama sekali?
Sudah siapkah Anda, dibohongi suami Anda, hanya karena Anda tidak punya minat sama sekali terkait suatu bidang?
Jika tidak, mulailah melek teknologi. Dari sekarang! hehehe..


Jakarta, 8 Mei 2011
Okki Sutanto | http://octovary.blogspot.com
(kalau saya sih "buta" fashion, masak, dan warna)

Jumat, 06 Mei 2011

Saya + Doa Rosario = Aneh?

Catatan Pribadi
#Tulisan kesembilanbelas, hari ketujuhbelas

Biasanya saya ini bukan orang beriman.
Atau kalau kata salah seorang presenter, bisa saja beriman tapi belum tau arah imannya ke mana.. hehe..
Tapi hari ini saya rasanya jadi orang beriman.
Aneh? Bisa ya, bisa tidak.

Pagi ini saya mendapat undangan untuk mengikuti doa rosario di rumah salah satu tetangga saya.
Anehnya, saya mengangguk saja ketika diminta untuk datang.

Siangnya, ada ajakan dari teman untuk pergi ke luar.
Anehnya, saya lebih memilih menolak ajakan tersebut karena sudah berjanji datang ke doa rosario.

Malamnya, sesaat sebelum doa rosario dimulai, hujan lebat mengguyur sunter.
Anehnya, saya masih saja datang ke acara tersebut menggunakan payung.

Di acaranya, saya mengikuti ritual doa rosario yang sudah bertahun-tahun tidak saya lakukan.
Anehnya, saya lancar-lancar saja mengikuti semua, bahkan sukses membacakan salah satu peristiwa sedihnya (Yesus wafat di kayu salib).

Tapi yang paling aneh dari semuanya itu,
ternyata saya tidak merasa aneh menjalaninya.

Hmmm.. Aneh ya?
Semoga saya enggak.


Jakarta, 6 Mei 2011
Okki Sutanto | http://octovary.blogspot.com
(Antara aneh dan enggak sih ya)

Laporan Kuartal Pertama Daftar Tontonan Tahun Ini

Catatan Pribadi
#Tulisan kedelapanbelas, hari ketujuhbelas

Biasanya, setiap kali tahun baru itu saya membuat yang namanya resolusi tahun baru. Untuk tahun ini agak berbeda, karena saya mencatatnya dalam suatu daftar, dan mencantumkannya di blog saya. Tujuannya ya biar saya mudah melihat progres yang sudah saya capai secara berkala. Hehe.. Berhubung kini tahun 2011 sudah berjalan sepertiganya, kemarin saya mencoba untuk melihat progres yang sudah berjalan. Yah, masih banyak sih yang belum tercapai, meski sebagian sudah.

Nah, khusus di salah satu resolusi tersebut, yakni di bagian "Menonton 100 Film dalam Tahun Ini", saya kesulitan untuk mencatat progresnya. Soalnya saya itu pelupa. Ditambah lagi kini saya tidak mengumpulkan sobekan tiket bioskop. Alhasil, jadi sulit juga untuk tahu sudah berapa banyak film yang saya tonton di tahun ini. Untuk itu, saya akan mencoba mengingat, film-film apa saja yang sudah saya saksikan di tahun ini, berikut komentar singkat.

1. Letters To God
[Film pertama yang saya tonton tahun ini. Menceritakan tentang perjuangan seorang anak bertahan hidup melawan penyakitnya. Diangkat dari kisah nyata, cukup kuat menggambarkan problematika keluarga sederhana di Amerika. Saya menonton film ini di Blitz Central Park. Rating saya: 6.5 / 10]

2. The Kids Are All Right
[Film yang mengambil setting cerita cukup unik: keluarga lesbian. Di mana kedua anak mereka mencaritahu tentang ayah biologis mereka, dan ternyata hal itu membawa berbagai masalah di keluarga tersebut. Di sini penonton disuguhkan akting-akting ciamik dari para pemainnya. Saya menonton film ini di laptop. Rating saya: 7.0 / 10]

3. Mr Holland's Opus
[Film klasik yang menceritakan kehidupan seorang guru musik di sebuah SMA. Cukup detil menggambarkan pergulatan batin sang guru, dinamika kehidupan SMA, hingga sistem pendidikan di Amerika. Film ini saya tonton bersama Komunitas Pecinta Film. Rating saya: 8.5 / 10]

4. Dead Poets Society
[Film jadul lainnya, lagi-lagi menceritakan tentang dunia pendidikan, di mana murid-muridnya dikenalkan dengan dunia kesusasteraan. Sangat baik menggambarkan persahabatan antar lelaki di asrama, juga tentang tuntutan orangtua terhadap anaknya. Film ini saya tonton bersama Komunitas Pecinta Film. Rating saya: 8.0 / 10]

5. Black Swan
[Film peraih Oscar. Akting para pemainnya tidak diragukan lagi. Cerita juga sangat baik digarap, detil pada kompleksitas konflik. Juga sangat psikologis sekali. Film ini juga saya tonton bersama Komunitas Pecinta Film. Rating saya: 9.0/10]

6. 127 Hours
[Juga salah satu pemanas Oscar lalu. Diangkat dari kisah nyata, di mana seorang pendaki gunung terjebak karena batu besar menindih tangannya. Untuk bertahan hidup, ia terpaksa memutuskan tangannya yang terjepit, dengan pisau lipat yang tumpul. Detil ketika menceritakan proses ketersiksaannya sangat baik sekali. Film ini juga saya tonton bersama Komunitas Pecinta Film. Rating saya: 8.0/10]

7. Yours Truly
[Film pendek yang diproduksi oleh pasutri muda, Ian Salim dan Elvira Kusno. Meski dengan peralatan, dana, dan teknik terbatas, film ini sangat bagus dan menghibur, baik dari segi cerita maupun keindahan gambar. Mengisahkan tentang seorang lelaki pendiam yang bekerja sebagai pengantar bunga, hingga suatu hari ia jatuh cinta pada wanita yang sering dijadikan tujuan pengiriman bunga. Film ini juga saya tonton bersama Komunitas Pecinta Film, sekaligus dengan krunya! hehe.. Rating saya: 8.0/10]

8. Kai
[Film pendek yang diproduksi oleh mahasiswa Psikologi di salah satu universitas di Malaysia. Konsep sederhana, namun pengambilan gambar cukup indah. Menceritakan tentang bagaimana kebaikan itu seperti virus, bisa menular dari satu orang ke orang lain, dan bisa kembali lagi ke orang pertama. Kalimat saktinya: "There is time", cukup berkesan karena sangat dominan sepanjang film. Film ini saya tonton di Youtube. Rating saya: 7.0/10]

9. Crazy Little Things Called Love 
[Film terbaik yang saya tonton di tahun ini, sejauh ini. Cerita cinta sederhana, namun didukung oleh gambar-gambar indah, make up jempolan, dan akting yang natural dari para pemainnya. Film Thailand ini menceritakan kisah cinta monyet di masa SD yang berlanjut hingga dewasa. Lucu sekaligus mengharukan. Baifern, pemeran wanita utamanya, sukses merampok hati para lelaki yang menontonnya! haha.. Film ini saya saksikan di Blitz Grand Indonesia dan Blitz Paris Van Java. Rating saya: 9.0/10]

10. 4bia
[Kumpulan film horor pendek dari Thailand. Ada empat film yang masing-masing memiliki warnanya tersendiri. Ada wanita muda yang diteror melalui sms oleh hantu yang ingin bertemu dengannya. Ada kisah sekelompok pecinta alam yang mengalami kejadian menegangkan saat arung jeram. Ada tentang bullying. Terakhir, cerita tentang pembalasan dendam wanita terhadap selingkuhan suaminya. Film ini saya saksikan di dvd player saat pembubaran KOMPSI. Rating saya: 6.5/10]

11. Tanda Tanya
[Ini dia salah satu film Indonesia paling kontroversial di tahun ini. Secara sinematografis sangat baik, apalagi mengingat ini film Indonesia. Cerita cukup sederhana, ketika cinta dan agama bercampur aduk, bersamaan dengan praduga dan kebencian. Film ini saya saksikan di XXI Planet Hollywood. Rating saya: 8.0/10]

12. Devil
[Film tentang kekuatan iblis. Ketika beberapa orang yang tidak saling mengenal terjebak di lift, dan satu per satu dari mereka mati secara misterius saat menunggu pertolongan. Akting biasa saja, dialog biasa saja, cerita juga biasa saja. Film ini saya saksikan di XXI Botani Square. Rating saya: 6.5/10]

13. Minggu Pagi di Victoria Park
[Lagi, film jempolan karya sineas Indonesia. Menceritakan tentang kehidupan TKW di Hongkong. Berbagai problematika yang umum dihadapi TKW diangkat di sini, mulai dari utang, kehidupan percintaan, hingga masalah keluarga lainnya. Akting beberapa pemainnya cukup berkesan. Pengambilan gambar pun indah sekali. Film ini saya saksikan bersama Komunitas Pecinta Film. Rating saya: 8.0/10]

14. No Strings Attached
[Film sederhana yang mengisahkan tentang hubungan dua orang sahabat yang memiliki kontrak untuk melakukan hubungan intim tanpa status. Tidak ada yang salah dari film ini, meski tidak ada yang menonjol juga. Biasa saja. Film ini saya saksikan di Blitz Megaplex, lupa tepatnya di mana. Rating saya: 6.0/10]

15. Creek
[Yang paling berkesan dari film ini ya pemainnya, si Dominic Purcell yang memang sudah berkesan banget buat saya sejak serial televisi Prison Break. Untuk ceritanya, cukup absurd dan menyisakan banyak pertanyaan. Akting biasa saja, sinematografis juga. Film ini saya saksikan di XXI Planet Hollywood. Rating saya: 5.5/10]

Ya, sekian rasanya film yang sudah saya tonton di tahun ini. Rasanya sih ada yang terlewatkan, mungkin nanti akan saya tambahkan! hehehe..


Jakarta, 6 Mei 2011
Okki Sutanto | http://octovary.blogspot.com
(hmm..apa lagi ya yang kurang?)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...