AH, AKU INGAT!
Sedari bangun pagi tadi, aku tidak mampu mengingat apa pun tentang kehidupanku. Siapa namaku, apa pekerjaanku, tanggal berapa sekarang, bagaimana aku bisa ada di tempat aku bangun? Aku tidak ingat semua itu. Mungkin ini yang namanya amnesia. Dari tanda pengenal yang kutemukan, namaku adalah Astrid, kelahiran tahun 1990. Dari kalender yang terpampang di sudut kamar, sekarang tanggal 1 April 2009. Untunglah, kemampuan matematikaku tidak ikut sirna dari otak. Aku tahu aku berumur 19 tahun.
Pagi hari kuhabiskan untuk mengacak-acak seisi rumah. Entah mengapa, rumah yang tidak terlalu besar ini tidak ada orang sama sekali. Senyap. Aku enggan keluar rumah terlebih dahulu, tanpa tahu siapa sebenarnya diriku. Tidak terlalu banyak petunjuk yang aku dapatkan. Satu-satunya petunjuk, aku pernah sekolah di "SMA BAHAGIA", terlihat dari seragam yang ada di lemari baju dan beberapa buku di dalam sebuah tas.
Berbekal pengetahuan itu, aku bergegas ke SMA tersebut. Berharap menemukan petunjuk. Entah mengapa aku ingat jalan ke sana, tidak terlalu jauh dari rumah. Sepanjang perjalanan, aku merasakan pandangan aneh dari orang-orang di sekitarku. Rasanya semua orang berusaha mengacuhkanku, tidak menganggap aku ada. Aku sih tak peduli. Anehnya, perasaan diacuhkan terasa begitu familier bagiku.
Sepuluh menit perjalanan, aku tiba di sekolah. Sepi, tidak ada orang. Aku baru ingat saat melihat kalender di kamar, hari ini hari minggu. Pintu gerbang kecil ternyata dibuka, aku memutuskan untuk menyelinap masuk. Kususuri lorong-lorong sekolah, ruang-ruang kelas, perpustakaan, kantin, hingga ruang guru. Potongan-potongan ingatan samar mulai muncul. Aku sekarang yakin sekali dulu aku bersekolah di sini.
Lama aku duduk di pinggiran lapangan sekolah, berusaha sekuat tenaga mengingat masa laluku. Ingatan yang samar itu lama kelamaan makin jelas. Aku ingat, aku dulu seorang murid yang pendiam, tidak suka bergaul, tidak menonjol di bidang apa pun, dan kerap menjadi sasaran olok-olok teman seangkatanku. Apa pun yang aku lakukan untuk mengubah keadaan, rasanya tidak pernah berhasil.
Pada tanggal 1 April 2006, mereka berusaha membuat lelucon. Aku lupa bahwa hari itu semua orang diperbolehkan menipu satu sama lain. Aku disuruh memberikan sebuah kotak bingkisan kepada salah seorang guru, katanya guru tersebut berulang tahun. Aku menurut saja, daripada dipukuli seperti biasa. Ternyata, isi kotak tersebut adalah beberapa keping film porno. Di depan ruang kelas, di hadapan banyak guru lainnya, serta murid-murid yang bersiap untuk tertawa, aku ditampar oleh guru tersebut. Nyatanya, teman-temanku tetap tertawa. Rencana mereka sukses. Ah! Tiba-tiba aku lupa kelanjutan kisah tersebut. Mungkin beban kerja otakku sudah begitu berat, berusaha mengingat banyak hal dalam waktu singkat.
Aku memutuskan untuk keluar dari sekolah dan kembali ke rumah. Tepat sebelum keluar dari sekolah, aku tiba-tiba ingin buang air. WC terdekat ada di belakang pos satpam. Aku masuk ke sana. WC ini yang paling jorok dari semua WC di sekolah. Bau , banyak kotoran, dan cat dindingnya pun sudah kusam. Hampir tidak ada orang yang menggunakan WC ini.
Hmm, rasanya aku ingat kelanjutan cerita tadi! Sehabis ditampar oleh guruku, aku berlari ke WC ini. Aku menangis, mengurung diri. Lima jam kemudian baru guru-guru menemukanku. Pintu didobrak, aku dikeluarkan dengan bantuan beberapa satpam. Pergelangan tangan kiriku bersimbah darah. Tangan kananku menggenggam pecahan kaca WC. Tubuhku mulai kaku, tak bernyawa. Ah, akhirnya aku ingat! Dulu aku bunuh diri di sini. Kali itu aku sukses. Mereka berhenti tertawa.
----------------------------------------------------------------------
Jakarta, 14 Maret 2010.
Okki Sutanto
(sama sekali tidak berencana bunuh diri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar